Nama :
Husnul Mahfaza
NIM :
G1D014046
Kelompok :
3
Bagaimana mekanisme tersedak?
Tersedak merupakan masuknya
makanan ke saluran pernapasan pada saat menelan secara tidak sengaja. Bagaimana
seseorang bisa tersedak pada saat makan maupun minum? Hal yang dapat menyebabkan
seseorang tersedak adalah kebiasaan makan sambil berbicara, tertawa dan
bernafas atau fungsi menelan dan penutupan epiglotis yang tidak sempurna. Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus.
Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik dan terdiri dari pemindahan
bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke esofagus. Ketika masuk ke
faring, bolus makanan harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk
ke dalam lubang-lubang lain yang berhubunngan dengan faring. Dengan kata lain
maknanan harus di jaga agar tidak masuik kembali ke mulut, masuk ke saluran
hidung, atau masuk ke dalam ke trakea.
Semua aktivitas ini diatur melalui
beberapa aktivitas yang dilakukan secara terkoordiansi. Pertama, makanan
dicegah kembali ke mulut selama menelan oleh posisi lidah menekan langit-langit
keras. Kedua, uvula terangkat dan tersangkut di bagian belakang tenggorokan,
sehingga saluran hidung tertutup dari faring dan makanan tidak masuk hidung.
Ketiga, makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan
penutupan erat pita suara melintasi lubang laring, atau glotis. Bagian awal
trakea adalah laring atau kotak suara, tempat pita suara terlentang di
dalamnya. Selama menelan, pita suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan
dengan berbicara. Kontraksi otot-otot
laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain, sehingga pintu masuk
glotis tertutup. Selain itu, bolus menyebabkan suatu lembaran kecil jaringan
ikat, epiglotis, tertekan ke belakang menutupi glotis yang menambah proteksi
untuk mdncegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Keempat, karena
laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus
ke dalam esofagus.
Mekanisme Tersedak
Makanan dikunyah oleh mulut hingga menjadi bolus dan didorong
ke belakang mengenai dinding posterior faring oleh gerakan involunteer lidah.
Kerongkongan yang merupakan jalan masuknya makanan dan minuman secara anatomi
letaknya berada di belakang tenggorokan yang merupakan saluran pernapasan.
Lubang hidung dan mulut saling berhubungan dengan kedua saluran ini. Diantara
kerongkongan dan tenggorakan ada sebuah katup yang dinamakan epiglottis yang
secara bergantian akan menutup kerongkongan atau tenggorokan. Ketika menelan
secara otomatis epiglotis akan menutup agar makanan tidak masuk ke saluran
tenggorokan. Tetapi apabila orang menarik napas pada saat menelan atau secara
tiba-tiba berteriak, tertawa, terkejut atau menangis maka epiglottis akan
bekerja kacau. Sehingga secara tidak sengaja epiglottis akan membuka dan
makanan akan masuk ke trakea. Akibatnya tubuh akan merespon secara refleks
untuk mengeluarkan makanan itu dari trakea (tersedak). Gejala orang yang
mengalami tersedak adalah batuk-batuk , karena batuk merupakan mekanisme
pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari trakea. Sedangkan apabila
tersedak oleh benda yang ukurannya besar gejala lainnya yaitu sesak nafas,
tidak ada suara atau suara serak dan mengi.
Kesimpulannya tersedak merupakan masuknya makanan ke saluran
pernapasan pada saat menelan secara tidak sengaja. Hal yang dapat menyebabkan seseorang tersedak
adalah kebiasaan makan sambil berbicara, tertawa dan bernafas atau fungsi
menelan dan penutupan epiglotis yang tidak sempurna. Pada saat minum atau
menelan makanan, secara otomatis saluran pernapasan akan ditutup oleh epiglotis
sehingga makanan tidak akan masuk ke saluran tersebut. Akan tetapi apabila
orang menarik napas pada saat menelan atau secara tiba-tiba berteriak, tertawa,
terkejut atau menangis maka epiglotis tidak akan menutup sehingga laring akan
terbuka dan benda yang ada di mulut akan terhirup masuk. Hal inilah yang akan
menyebabkan seseorang tersedak.
Sumber:
Capernito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan : Aplikasi Pada Praktik Klinis. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar