Selasa, 23 Desember 2014

Mekanisme Tersedak

Nama               : Husnul Mahfaza
NIM                : G1D014046
Kelompok       : 3

Bagaimana mekanisme tersedak?

       Tersedak merupakan masuknya makanan ke saluran pernapasan pada saat menelan secara tidak sengaja. Bagaimana seseorang bisa tersedak pada saat makan maupun minum? Hal yang dapat menyebabkan seseorang tersedak adalah kebiasaan makan sambil berbicara, tertawa dan bernafas atau fungsi menelan dan penutupan epiglotis yang tidak sempurna. Menelan dibagi menjadi tahap orofaring dan tahap esofagus. Tahap orofaring berlangsung sekitar satu detik dan terdiri dari pemindahan bolus dari mulut melalui faring untuk masuk ke esofagus. Ketika masuk ke faring, bolus makanan harus diarahkan ke dalam esofagus dan dicegah untuk masuk ke dalam lubang-lubang lain yang berhubunngan dengan faring. Dengan kata lain maknanan harus di jaga agar tidak masuik kembali ke mulut, masuk ke saluran hidung, atau masuk ke dalam ke trakea.

Semua aktivitas ini diatur melalui beberapa aktivitas yang dilakukan secara terkoordiansi. Pertama, makanan dicegah kembali ke mulut selama menelan oleh posisi lidah menekan langit-langit keras. Kedua, uvula terangkat dan tersangkut di bagian belakang tenggorokan, sehingga saluran hidung tertutup dari faring dan makanan tidak masuk hidung. Ketiga, makanan dicegah masuk ke trakea terutama oleh elevasi laring dan penutupan erat pita suara melintasi lubang laring, atau glotis. Bagian awal trakea adalah laring atau kotak suara, tempat pita suara terlentang di dalamnya. Selama menelan, pita suara melaksanakan fungsi yang tidak berkaitan dengan berbicara. Kontraksi  otot-otot laring menyebabkan pita suara merapat erat satu sama lain, sehingga pintu masuk glotis tertutup. Selain itu, bolus menyebabkan suatu lembaran kecil jaringan ikat, epiglotis, tertekan ke belakang menutupi glotis yang menambah proteksi untuk mdncegah makanan masuk ke dalam saluran pernapasan. Keempat, karena laring dan trakea tertutup, otot-otot faring berkontraksi untuk mendorong bolus ke dalam esofagus.



Mekanisme Tersedak
Makanan dikunyah oleh mulut hingga menjadi bolus dan didorong ke belakang mengenai dinding posterior faring oleh gerakan involunteer lidah. Kerongkongan yang merupakan jalan masuknya makanan dan minuman secara anatomi letaknya berada di belakang tenggorokan yang merupakan saluran pernapasan. Lubang hidung dan mulut saling berhubungan dengan kedua saluran ini. Diantara kerongkongan dan tenggorakan ada sebuah katup yang dinamakan epiglottis yang secara bergantian akan menutup kerongkongan atau tenggorokan. Ketika menelan secara otomatis epiglotis akan menutup agar makanan tidak masuk ke saluran tenggorokan. Tetapi apabila orang menarik napas pada saat menelan atau secara tiba-tiba berteriak, tertawa, terkejut atau menangis maka epiglottis akan bekerja kacau. Sehingga secara tidak sengaja epiglottis akan membuka dan makanan akan masuk ke trakea. Akibatnya tubuh akan merespon secara refleks untuk mengeluarkan makanan itu dari trakea (tersedak). Gejala orang yang mengalami tersedak adalah batuk-batuk , karena batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari trakea. Sedangkan apabila tersedak oleh benda yang ukurannya besar gejala lainnya yaitu sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak dan mengi.



       Kesimpulannya tersedak merupakan masuknya makanan ke saluran pernapasan pada saat menelan secara tidak sengaja. Hal yang dapat menyebabkan seseorang tersedak adalah kebiasaan makan sambil berbicara, tertawa dan bernafas atau fungsi menelan dan penutupan epiglotis yang tidak sempurna. Pada saat minum atau menelan makanan, secara otomatis saluran pernapasan akan ditutup oleh epiglotis sehingga makanan tidak akan masuk ke saluran tersebut. Akan tetapi apabila orang menarik napas pada saat menelan atau secara tiba-tiba berteriak, tertawa, terkejut atau menangis maka epiglotis tidak akan menutup sehingga laring akan terbuka dan benda yang ada di mulut akan terhirup masuk. Hal inilah yang akan menyebabkan seseorang tersedak.


Sumber:
Capernito, L.J. 2009. Diagnosis Keperawatan : Aplikasi Pada Praktik Klinis. Jakarta : EGC
Sherwood, Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta : EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar